Botol kaca untuk minyak atsiri. Sumber : sehatq.com

Tips Menyimpan Minyak Atsiri Agar Tahan Lama

Kualitas dari sebuah minyak sedikit banyak sangat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut diantaranya proses ekstraksi awal, dan pasca pengolahan seperti halnya penyimpanan. Ya, pola penyimpanan turut andil dalam menentukan kualitas sebuah minyak. Tak terkecuali dalam hal menyimpan minyak atsiri.

Minyak atsiri sendiri merupakan minyak esensial atau senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan tertentu dan diperoleh melalui proses distilasi atau penyulingan. Bagian dari tumbuhan yang diekstrak di sini bisa pada bagian kelopak bunga, daun, kulit kayu, biji, hingga akarnya.

Oleh karena pola penyimpanan sangat menentukan bagaimana kualitas dari minyak atsiri, maka mengetahui bagaimana melakukan penyimpanan minyat atsiri yang baik dan benar menjadi sangat penting. Sedangkan dampak dari penyimpanan yang baik dan benar tidak hanya soal kualitas, tau juga soal usia.

Tips Mudah dalam Menyimpan Minyak Atsiri

Minyak atsiri. Sumber : rumahmesin.com
Minyak atsiri. Sumber : rumahmesin.com

Menyimpan minyak atsiri dengan harapan bisa tahan lebih lama memang gampang-gampang susah. Anda relatif hanya perlu sedikit lebih teliti dan juga berhati-hati. Untuk memudahkan, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan.

1. Sterilisasi Minyak Atsiri sebelum Disimpan

Sebaiknya Anda tidak terburu-buru dalam menyimpan minyak atsiri sebelum memastikan bahwa minyak atsiri sudah dalam kondisi bersih dan steril sebelum disimpan. Sebab, seaman apapun penyimpanan jika minyak atsiri itu sendiri dalam kondisi kotor maka tidak akan ada gunanya.

Oleh karenanya, lakukan pembersihan terlebih dahulu pada minyak atsiri untuk memastikan bahwa tidak ada unsur-unsur pengganggu seperli air ataupun berbagai sampah organik dan juga benda-benda asing. Terlebih setelah melalui proses pengiriman melalui jasa sewa truk box dan sejenisnya.

2. Menyimpan Minyak Atsiri dalam Wadah Gelap

Berikutnya Anda bisa melakukan penyimpanan minyak atsiri dalam wadah gelap. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko fotodegradasi minyak atsiri yang diakibatkan paparan cahaya, baik cahaya dari matahari maupun cahaya lampu.

Sebaliknya, penyimpanan dengan menggunakan wadah yang transapran atau wadah yang mudah terpapar sinar matahari maupun sinar lampu akan cenderung membuat minyak atsiri lebih cepat berubah. Perubahan di sini bisa dari yang awalnya jernih jadi menguning.

Perubahan tersebut tentu bukan tanpa alasan. Secara sederhana fotodegradasi terjadi diakibatkan beberapa senyawa terpen alifatik dan furan terbilang sangat reaktif terhadap cahaya baik matahari maupun lampu. Rumah kayu cukup cocok untuk hal ini.

3. Simpan pada Suhu Rendah

Aspek lain yang juga perlu untuk diperhatikan adalah aspek suhu ruang penyimpanan. Ya, minyak atsiri relatif akan lebih tahan lama jika disimpan pada suhu ruang yang rendah. Atau paling tidak disuhu 18 derajat celcius.

showcase untuk penyimpanan minyak atsiri. Sumber : google.com
showcase untuk penyimpanan minyak atsiri. Sumber : google.com

Suhu rendah bisa sangat membantu dalam menstabilkan senyawa – senyawa yang reaktif yang ada pada minyak atsiri agar tidak mudah bereaksi terhadap reaktan yang lain. Dalam hal ini Anda bisa memanfaatkan lemari es, showcase khusus untuk minyak atsiri, selimut Nitrogen, CO2 padat (es Kering) dan sejenisnya.

4. Memanfaatkan Wadah Plastik

Untuk pertimbangan minimalisir biaya atau cost produksi, para penyuling umumnya memanfaatkan botol ember gelap untuk sarana penyimpanan minyak hasil sulingan. Hal ini masih terbilang sah-sah saja sebagai opsi sarana penyimpanan.

Hanya saja, penyimpanan minyak atsiri menggunakan wadah plastik tetap saja tidak bisa lepas dari resiko pencemaran. Tepatnya tercemar dari plastisizer pada wadah. Bahkan, beberapa minyak atsiri yang memiliki sifat korosif malah bisa mengakibatkan rusaknya wadah penyimpanan itu sendiri.

Seperti halnya minyak cengkeh dan kayu manis yang apabila disimpan dalam wadah plastik PE bisa beresiko penyok dalam beberapa hari. Jadi, perlu untuk lebih cermat dalam memilih wadah penyimpanan plastik yang relevan dengan karakter minyak.

5. Memanfaatkan Botol Kaca

Selain plastik, Anda sebetulnya juga masih bisa memanfaatkan logam sebagai sarana penyimpanan. Hanya saja, sebagaimana penyimpanan plastik, penyimpanan logam juga tidak serta merta aman bagi minyak atsiri. Sebab, beberapa jenis logam reaktan terhadap minyak atsiri.

Botol kaca untuk minyak atsiri. Sumber :  sehatq.com
Botol kaca untuk minyak atsiri. Sumber : sehatq.com

Akibat dari terjadinya reaktan bisa berupa adanya perubahan warna maupun aroma daripada warna dan aroma minyak atsiri itu sendiri. Yang mana efek dari perubahan aroma bisa menjadi indikasi bahwa minyak atsiri sudah mengalami kerusakan. Oleh karena itu sebaiknya pilih bahan logam Stainless steel 316 L.

Jika bahan sudah aman, pastikan untuk selalu menutup rapat botol selepas penggunaan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya oksidasi dengan cepat atau terkena paparan sinar matahari yang kontraproduktif terhadap minyak atsiri.

6. Jauhkan Penyimpanan dari paparan Matahari

Meski sebelumnya sudah sempat disinggung, tapi pada bagian ini akan kembali ditegaskan bahwa setelah dilakukan penyimpanan, hal yang perlu untuk dipastikan adalah kondisi penyimpan yang sebaiknya tetap dalam kondisi gelap, tertutup rapat, dan jauh dari paparan sinar matahari langsung.

Sebab, paparan cahaya matahari dapat mempengaruhi oil komposisi kimia dalam oil. Selain itu, panas yang berlebihan justru bisa menyebabkan oil menguap lebih cepat. Oleh karena itu minyak atsiri sebaiknya disimpan pada suhu ruangan yang sejuk dan kering dengan tetap jauh dari paparan matahari secara langsung.

Demikian itulah beberapa tips penting dalam hal menyimpan minyak atsiri yang baik dan benar agar penyimpanan minyak atsiri bisa tetap aman dan taahan lama. jangan lupa share dan nantikan ulasan menarik lainnya. Semoga bisa bermanfaat. Sekian dan terima kasih.

Similar Posts